Tonytaufik Punya Kreasi

Penetas Telur Sederhana

.

.

Penetas telur ini pernah saya buat sekitar 18 tahun yg lalu. Dengan modal sepasang ayam kampung (1 jago dan 1 betina), dalam jangka waktu 2 bulan jumlah ayam menjadi 40 ekor. Jumlah akan semakin berlipat bila anak ayam betina sudah dapat bertelur juga (usia 6-7 bln). Bisa dibayangkan, dalam jangka waktu 6 bulan jumlahnya bisa menjadi ratusan (dengan asumsi menghasilkan minimal 20 telur/ bulan). Rata2 ayam kampung menghasilkan 8-14 butir per musim bertelur.

Triknya adalah telur2nya kita tetaskan sendiri, sehingga sang induk, setelah istirahat seminggu, kita kawinkan kembali, akan bertelur lagi. Sedikit banyaknya ayam yg dihasilkan tergantung dari jumlah telur yg dihasilkan sang induk.

Harus diingat bahwa telur yang tidak dibuahi oleh sang jago tidak akan menghasilkan apa2. Walaupun betinanya adalah petelur, tapi bertelurnya karena hasil rangsangan makanannya. Entah kalau anda adalah ahli rekayasa genetik, itu lain soal.

Hal lainnya yang perlu diperhatikan adalah ketekunan dan keikhlasan anda membolak balikkan telur 4, 6, atau 8 jam sekali selama 21 hari. Bila tidak sanggup, lebih baik jangan dilakukan.


Bahan inkubator:

– Triplex 6mm uk P: 40 cm L:30 T: 35 cm (ukuran tidak mutlak, atau menurut selera).

– Fitting lampu, bohlam 40w [atau menggunakan beberapa untai lampu natal (20 lampu di seri/untai, karena bohlammya 12v)]. Yang penting dapat memanaskan box hingga 37°C .

– Elektrik minifan ex komputer, trafo 9-12vct 0.5A, 2 bh diode in4001. Gunanya untuk meratakan sirkulasi panas didalam box. Bila dg 12v terlalu kencang, pakailah yg 9v.

– Busa/spon, atau bahan yg mencegah panas keluar dari box

– Termometer ruangan. Harganya sekitar Rp 15.000 an (dahulu, entah sekarang)

– Sterofoam (tempat telur) tebal 10mm. Lubangi ¼ dari diameter telur, yang penting telur dpt berdiri tegak. Banyaknya lubang terserah anda, tapi minimal tersedia 15 lubang.

– wadah air. Bisa kaleng atau ex botol plastik air mineral atau mangkuk kecil. Agar udara selalu lembab.

– Solder (untuk membentuk lubang tempat telur berdiri). Atau kalau rajin boleh pakai cutter.

– Lem aibon. Gunanya untuk merekatkan busa/spon kedinding dalam box.

– Bila mulai bertelur, jangan diambil dulu. Biarkan sampai si betina terbiasa dengan tempat eramannya. Setelah terdapat beberapa telur ambillah, tapi sisakan satu atau dua butir, agar si betina tidak bingung. Khusus untuk betina yang baru pertama kali bertelur, telur perdananya (disebut juga sebagai telur ayam dara, cirinya masih terdapat darah) lebih baik untuk dikonsumsi saja (atau dijual lebih mahal dari yang lain, karena (katanya) banyak khasiatnya. Entah untuk panglaris, tolak bala, atau pengobatan). Bila sudah tidak lagi bertelur barulah ambil semuanya.

– Sebelum telur dimasukkan kedalam inkubator bersihkan terlebih dahulu dari kotoran2 dengan menggunakan lap yang dibasahi air hangat.

– Pastikan suhu inkubator stabil pada 36°-38°C (usahakan di 37°) berapapun banyaknya telur yang ada. Jika lebih maka bukalah (dengan menggeser) ventilasi yang ada diatas box sampai suhu kembali stabil.

– Balikkan telur 180 derajat setiap 6 atau 8 atau 12 jam sekali. Lakukan hingga mendekati menetas (antara 19 s/d 21 hari).

– Air yang ada didalam fungsinya untuk melembabkan. Pastikan selalu terisi.

– Cek kondisi telur dengan meneropongnya diatas lampu senter/bohlam 5w. Bila sampai 7 hari telur tidak ada titik hitam yang bergerak, maka telur ini gagal. Singkirkan saja. Titik hitam ini adalah embrionya. Makin lama makin membesar, bergerak kesana kemari. Bila anda tertarik dengan apa yang terjadi pada proses sebuah kelahiran, maka ini adalah cara mudah untuk mengetahui tahapan2 bagaimana sebuah makhluk tercipta. Luar biasa!! Oleh sebab itu ingatlah selalu asal manusia itu darimana (dari setetes air, lalu menjadi segumpal darah, lalu tumbuh tulang belulang, hingga akhirnya menjadi sempurna). Jangan mentang2 sudah berhasil/sukses/berkuasa lalu menjadi lupa diri.

– Bila ada yang menetas, pindahkan ke kandang yang terpisah, agar telur yang ada tidak menjadi mainannya (alias dipatuki). Adakalanya anak ayam kesulitan memecahkan kulit telurnya (mungkin sungsang kalau diibaratkan manusia), maka tugas andalah membantu memecahkan cangkangnya sedikit demi sedikit (jangan sekaligus supaya anak ayam tidak shock).

-Anak ayam yang sudah menetas dan terpisah dikandang tersendiri secara naluri akan berperilaku seperti ayam pada umumnya, yaitu mematuk-matuk. Maka sediakanlah makanannya; bisa diwadah atau disebar disekitarnya. Jangan lupa juga untuk disediakan wadah air minum. Pada saat ini adalah baik bila dibuatkan kandang khusus anak ayam.

– Bila PLN mati, maka gunakanlah lampu minyak (lampu teplok), tempatkan sedemikian rupa sehingga panasnya (bukan asapnya!) dapat mengalir kedalam box.

. 

Bahan Membuat Kandang Ayam Dewasa:

Beberapa batang kayu reng 3×4.

Beberapa batang bambu, dibelah menjadi beberapa bilah (minimal 8 bilah).

Paku.

.

Rangka dibuat dari kayu reng. Ukuran kandangnya relatif, tetapi biasanya disesuaikan dengan besar dan tinggi sang jago, juga keleluasaan sewaktu sang jago berusaha mengawini sang betina (misal P:60 L:50 T:50). Sedangkan dinding dan lantainya merupakan belahan dari batang bambu. Untuk dinding (kiri-kanan-belakang) dan lantai jarak antar bambu kira2 seukuran ibujari. Sedangkan dinding depan seukuran tiga jari atau kepala sang jago dapat keluar bebas. Wadah makanan sebaiknya taruh diluar, agar tidak dapat dikais-kais. Lantai dapat dibuat rata atau landai kedepan.


Ruang khusus bertelur.

Pintu masuk untuk bertelur usahakan hanya muat untuk si betina keluar masuk saja. Tempat bertelurnya bisa rata atau lebih tinggi dari lantai. Lapisi bagian bawah ruang bersalin telurnya dengan jerami atau tumpukan koran bekas atau sobekan2 kain. Tutup tempat bertelur dari penglihatan si jago. Anda bisa pula mengintip bagaimana proses keluarnya telur dari dalam tubuh si betina. Sama seperti proses keluarnya anak manusia dari ibunya. Saya sebagai laki2 tidak dapat membayangkan bagaimana rasanya. Pasti sakit luar biasa dan amat sangat melelahkan! Oleh sebab itu hargailah, hormatilah dan lindungilah kaum hawa, karena dari merekalah umat manusia terlahir. Tidak akan ada Nabi, atau Raja, atau Presiden, atau Ulama, atau para cerdik pandai, bila tidak ada wanita.

Untuk atap bisa menggunakan seng atau terpal plastik.

Bersihkan kandang tiap pagi dan sore dari kotoran2nya dengan semprotan air. Bila anda mempunyai kolam ikan, maka tempatkan kandang diatasnya. Kotoran ayam bisa menjadi pakan ikan. Kalau tidak ada maka tempatkan kandang diatas saluran air/got yang mengalir. Sebab kalau tidak mengalir maka akan timbul bau, akibatnya tetangga pasti banyak yang protes. Belum lagi penyakit yang lainnya. Kalau tidak, bisa juga kotoran ayam dimasukkan/dialirkan kedalam septic tank.


Kandang Bayi


Ukuran kandang tidak mutlak. Semakin banyak bayi ayam tentunya semakin besar kandangnya. Beri lampu pijar didalam 10-15W. Bila terlalu besar wattnya dikhawatirkan bayi terlalu kepanasan. Lubang didepan berukuran 2cm diselingi 1cm; asalkan hanya kepala si bayi saja yang dapat keluar sudah cukup.


Foto Inkubator: (update 26-7-09)

Foto-foto diatas belum dicoba untuk menetaskan, karena baru dibuat.  Bila induk sudah bisa dipisahkan dari anaknya (yang semata wayang) dan bersedia dikawinkan kembali, paling tidak baru satu bulan lagi dapat dipost. Harap maklum dan mohon sabar.

– Ukuran juga tidak mutlak. Patokannya adalah tinggi lampu+fitting+5 cm+tinggi telur: untuk bagian telur. Untuk bagian wadah air sekitar 7-10 cm juga cukup, dan tidak harus berada dibawah telur. Bisa saja ditaruh dibagian samping telur.

– Lampu dipakai dua buah tujuannya sekadar untuk memudahkan mengatur suhu; misalnya kombinasi 25w-25w, atau 25w-15w, atau 40w-15w, dst. Saklar untuk menghidupkan/mematikan salah satu lampu bila suhu meningkat. Bila tidak menginginkan memakai lampu minyak (sebagai backup bila PLN padam) bisa saja bagian itu dihilangkan. Atau dipakai sebagai tambahan wadah telur.

– Pintu2 diberi kaca/mika agar mudah melihat apa yang terjadi didalam. Bila tidak ada kaca/mika boleh saja memakai plastik yang agak tebal.

– Sebagai pengganti engsel pintu dipergunakan potongan ban bekas (biasanya juga ada di toko material, +/- Rp 2.000,-. Murah meriah dibandingkan engsel yang Rp 15rb).

– Lubang corong lampu minyak, bila tidak dipakai, tutup saja agar panas tidak keluar. Atau disekat dibagian dalam, yang bisa dilepas tentunya, bila lampu minyak akan dipergunakan. Lampu minyak pergunakan yang berukuran sedang (karena di pasar ada 3 ukuran).

– Termometer bisa digeletakan atau digantung, terserah anda. Yang penting mudah dilihat dan dipantau.

Selamat berkreasi.

.

(Update 21/08/09) hari ke 1:

Inkub ini tanpa tempat untuk menaruh lampu minyak. Telur yang dapat dimasukkan hingga 40 butir. Jarak ujung lampu dengan ujung telur sekitar 10 cm, agar telur yang berada tepat dibawah lampu tidak mendapatkan panas yang berlebih. Lampu ada 3 buah; tengah 25w,  samping 15w dan 10w. Semua lampu dicat warna coklat supaya tidak terlalu terang. Maklum mata seusia saya tidaklah sesehat sewaktu muda. Fan ditempatkan ditengah. Bila malam, apalagi hujan, maka digunakan kombinasi 25w+15w, ventilasi terbuka 1/4. Bila siang dengan kombinasi 25w+10w,  ventilasi dibuka penuh. Ukuran lubang vent 5X8 cm, lebih besar lebih baik. Bila ventilasi sudah terbuka penuh suhu masih belum juga turun maka mau tidak mau pintu depan dibuka. Seberapa lebar dibukanya tidak dapat ditentukan, tergantung suhu tempat tinggal/daerah tsb. Tetap harus berexperimen untuk mendapatkan suhu yang tetap/konstan.

<(18/12/10). Dengan dimensi box diatas ternyata cukup menggunakan 3 buah lampu 5W, dengan suhu 37,8° C. Jadi tidak perlu lagi kombinasi dengan watt yang lain>

Sebenarnya anak yang semata wayang si betina masih kecil, 1,5 bulan. Mungkin karena salah membeli pakannya, si betina tiba-tiba ingin bertelur (bisa diketahui bila dia gelisah, ber koook kok kok kok kok berkepanjangan -bukan berkokok seperti jago- itulah tanda si betina mau bertelur. Karena tempat ‘bersalinnya’ ada di kandang jago maka terpaksa dipindahkan. Dan akhirnya keterusan! Sampai dengan hari ini baru bertelur 5 butir; yang pertama sebenarnya tidak dibuahi tapi tetap saja saya masukkan, yang lainnya hasil perkawinan. Informasi lebih lanjut menyusul.

(28/08/09) hari ke 7:

Telur yang tidak dibuahi tidak terdapat tanda2 kehidupan akhirnya dibuang. Sedangkan yang lainnya (dari 11, 4 butir pertama) sudah ada bintik hitam yang bergerak-gerak. Semakin lama semakin besar dan mulai tampak urat2 disekeliling cangkang. Air ditambah setiap 2-3 hari sekali.

(2/09/09) hari ke 12:

Kemarin sempat mati lampu dari malam hingga tadi subuh, akibatnya telur tidak sempat dibalik. Dan karena boxnya tidak dirancang untuk menggunakan lampu teplok maka selama 8 jam suhu drop ke 30°C.  Dari pagi hingga sore telur2 tidak saya teropong, tunggu hingga malam agar lebih jelas. Dan, syukur alhamdulillah, dari 16 telur, 12 telur masih hidup, sisanya belum kelihatan bintik hitamnya karena belum mencapai 6 hari. Tiap telur ditandai berdasarkan tanggal, cukup dengan pinsil saja. Telur2 yang sudah 12 hari bintik hitamnya sudah 1/2 menutupi cangkang, jadi agak sukar menentukan apakah hidup atau mati kalau tidak diamati dengan seksama.

(4/09/09) hari ke 14:

Sampai hari ini jumlah telur sudah 18 butir; 16 di inkub, 2 masih di kandang jaga2 siapa tahu betinanya sudah mau mengeram. Ternyata belum. Sungguh, ini dari satu induk!

(8/09/09) hari ke 18:

Alhamdulillah, akhirnya si betina mulai mengeram juga setelah bertelur dengan total 22 butir. Yang pertama disingkirkan karena tidak dibuahi, yang 19 di inkub, dan yang 2 didalam kandang.

Sengaja disisakan agar: pertama mengetahui kapan betina berhenti bertelur/mulai mengeram, dan kedua agar si betina dapat beristirahat. Saya berencana mengistirahatkannya kurang lebih 10-14 hari. Sesudah itu telur2 yang ada akan saya pindahkan kedalam inkub. Dengan demikian diharapkan betina dapat mulai lagi ‘berproduksi’, tentu setelah dimandikan.

Karena sudah masuk hari ke 18, maka 4 telur awal (foto terdepan) sudah tidak lagi di bolak balik. Posisi telur yang agak bulat lonjong diatas (bila diteropong ada putih kosong, itulah yang diatas) . Karena berdasarkan pengalaman, mulai dipatok oleh anak ayam dari dalam disekitar ujung yang lonjong. Mudah2 an dua-tiga hari kedepan sudah mulai menetas. Lampu sudah mulai diganti dengan kombinasi 25+5 untuk siang, dan 25+10 bila malam. Hal ini disebabkan karena telur sudah ada isinya, yang karena hidup pasti mengeluarkan panas.

Mohon maaf atas ketidak jelasan foto2nya, karena saya menggunakan camera Moto E398 (yang diupgrade menjadi Rokr E1) jadul.

Ternyata siang hari, si betina masih bertelur satu, jadi totalnya ada 22 butir. Maka di inkub ada 20 butir, sisanya dikandang untuk dierami. Sungguh saya sangat beruntung mempunyai ayam betina yang ‘subur’. Namun biasanya produksi telur akan menurun seiring bertambahnya usia.

(11/09/09) hari ke 21:

Hari ini sudah 5 ekor yang berhasil menetas, ada satu lagi yang mulai pecah. Sebenarnya kemarin (H 20) ada dua yang mulai pecah, namun proses menetasnya dari pagi hingga sore baru tuntas. Bayangkan saja, makhluk sekecil itu selama berjam-jam mematuki cangkang, dari satu titik hingga sekelilingnya, lalu dengan sekuat tenaga keluar. Makan waktu satu hari! Ada lagi yang dari pagi, baru malamnya keluar. Itupun karena dibantu dipecahkan cangkangnya sedikit demi sedikit oleh ‘bidan’ (yaitu saya sendiri). Yang lama adalah ‘mendobrak’ kulit arinya. Tipis tapi liat! Kalau manusia mungkin disebut plasenta (?). Sungguh sangat melelahkan karena harus bolak balik mengecek sudah sampai dimana pecahnya.

Karena inkub banyak lubangnya, takut kejeblos walaupun sudah dialasi kain, maka begitu sudah keluar langsung dipindahkan ke kandang bayi, yang sebelumnya sudah dialasi lembaran kardus dan kain perca. Lampu memakai 25w. Bila semua telur sudah memetas maka tuntas sudah artikel ini, sebagai bukti bahwa penetas telur ini benar adanya, bukan karangan, atau sekadar hasil adopsi artikel orang lain atau hasil terjemahan.

Selanjutnya akan dibuat halaman baru penetas telur dengan pengatur suhu otomatis. Komponen elektroniknya murah dan mudah, sesuai dengan motto: sederhana yang penting berguna.

Semoga bermanfaat dan selamat berkreasi.

.

(23/09/09)

Semua telur sudah menetas. Dari 22 butir, 4 mengalami cacat kaki. Sedih juga melihatnya. Tapi apa daya, tidak bisa berbuat apa2.

(25/10/09)

Inilah anak2 ayam setelah berumur 1 bulanan. Dari 22 ekor, ada 5 jago. Lumayan. . .

.

14/01/10

Pemanas darurat bila PLN mati:

Bila listrik PLN mati maka gunakanlah lampu teplok/minyak. Bila minyak tanah susah, solar bisa saja dipakai. Atau mungkin minyak goreng bekas? Tapi bila takut kebakaran maka mau tak mau menggunakan lampu dashboard/panel motor, atau lampu sein motor. Keduanya 12v5w. Harganya Rp 1000 – 2000/bh. Accu motor 5A sekitar Rp 150rb, mobil 40A Rp 500rb. Lampu panel ini berukuran kecil, berwarna warni, putih, hijau, oranye dan merah. Ada juga yang paling kecil, tapi jangan dibeli.

saya uji dengan lampu panel, pada box ukuran 25x25x20 cm (PxLxT), diperlukan 11 lampu agar suhu tetap di 37°. Lampu2 tsb disambung secara paralel mengelilingi box. Karena soket lampunya mahal (4rb/bh) terpaksa saya solder dengan kawat tembaga. Maka 11x5w= 55w. Dengan accu 5A (= 60w) hanya sanggup bertahan 1 jam saja. Bila (punya) dengan accu 40A (= 480w) tentu lebih lama, sekitar 8 jam. Hanya, itu tadi, harga accunya! Bila menggunakan lampu minyak bisa bertahan sekitar 5 jam (hanya 0.5 l minyak, seharga 4500). Bila boxnya lebih besar, maka lampunya juga harus lebih banyak. Diperlukan experimen. Mana yang anda pilih, silakan hitung2an.

.

(28/03/10) Powersupply untuk fan:

.

(26/04/10) Inkub kardus: Murah meriah.

Ukuran kardus terserah. Bagian sisi2 (kiri-kanan-blkg) pertebal, bisa dg potongan kardus atau foam/busa.  Bagian bawah bisa dg tumpukan kain2 perca-koran2-foam/busa-potongan kardus. Lubangi sisi kanan-kiri sedikit diatas telur 2-3 lubang sebesar kelingking sebagai lubang udara.  Buat jendela dg ditutup plastik bening- diatas atau didepan- untuk memonitor suhu.

Perhatikan jarak lampu dg telur jgn terlalu dekat, minimal sekitar 10 cm. Kalau bisa tetap pasang fan ex PS komputer dibelakang agar panasnya merata. Bila perlu, buat lubang ventilasi yang bisa buka-tutup agar suhu bisa dikontrol. Jangan pula lupa untuk menyediakan wadah air (potongan botol plastik mineral, dsb) agar telur tidak kering. Wadah air ini tentu saja diisi dengan air biasa, bukan teh atau kopi. He he he. . .  (intermezzo).

Posisi telur tergeletak. Agar mudah dikenali, buat tanda/garis memanjang di ½ bagian telur dg pinsil. Bila posisi telur ingin berdiri, terpaksa pakai foam tebal/triplex dilubangi seperti contoh inkub kayu diatas.

.

Model thermometer lainnya:

.

(16/11/10) Lamp Dimmer.

Alat yang berfungsi mengatur terang redupnya lampu. Berarti sama juga dengan mengatur watt sehingga tidak perlu lagi kombinasi lampu2. Misal lampu 100w ingin dijadikan 40w-60w maka dengan hanya memutar potensiometer dapat dilakukan.

.

(18/12/10) Mengenai lampu sebagai pemanas.

Setelah dilakukan ujicoba ternyata dengan ukuran inkub di (21/08/09) banyaknya lampu pijar cukup 3X5W = 15W untuk mencapai suhu 37.5°C. Ini diuji pada malam hari dimana voltase pada 170-180 volt. Harga lampu 5W @Rp 1.250-1500. Murah meriah!

.

(2/01/11) Contoh inkub dengan lampu minyak.

.

Update (7/7/11)

 

Dimensi P: 60 L: 60 T: 20.   Kayu triplex 8mm.   Kapasitas: 100 butir.

Jumlah lampu 6 buah @5W (hadap bawah. Kalau hadap samping jika putus mendadak suka korslet!) suhu maxnya 41°C (dengan/tanpa fan). Penempatan lampu agak didepan agar panas seimbang. Jika lampu menyebar maka panas didepan lebih rendah daripada dibelakang; depan 35°C belakang 41°C.

Jika hanya 5 buah lampu maka suhu pas pada 37°C. Jika dilapisi bagian dalam inkub pasti lebih baik lagi.

(12/07/11)

Gambar diatas adalah posisi lampu2 yang saya pakai. Semuanya menggunakan lampu 5W (dan tetap harus menggunakan fan agar panas bisa tersebar rata). Salah satunya menggunakan dimmer agar pengaturan suhu menjadi lebih mudah. Dimmer dirakit sendiri; kalau beli jadi voltnya drop bila masuk sore (ketika banyak pemakaian diseluruh kampung) sehingga lampu lebih redup ketimbang siang. Maklumlah, PLN kita super canggih. . . .

.

Untuk pengatur suhu otomatisnya lihat disini atau disini.

.

Tips membuat inkubator:

JIKA SEBUTIR TELUR MEMBUTUHKAN SUHU 37° C AGAR BISA MENETAS, BERAPAKAH SUHUNYA JIKA ADA 500 BUTIR TELUR?

.

Rancangan inkub (hanya garis besarnya) dapat diunduh di sini.

.

Selamat berexperimen.

493 Comments »

  1. Menurut saya, kelembapan inkubator harus dipantau pakai higrometer (sekitar 20rb – 50 rb) dan kelembapan dijaga 60% karena terkadang air di wadah saja tidak cukup, harus ditambah spons agar air lebih mudah menguap.
    Terus lampu sein untuk pemanas darurat, ga mungkin butuh daya ampe 55 Watt, toh kalau kita coba tetasin telur pake bohlam 220v dengan daya segitu, telurnya mateng 😯. Coba dicek lagi arus lampunya pake tang ampere. Siapa tau pabriknya boong 😁. Atau kita pake inverter aja, biar lebih hemat dan praktis. Lampu teplok sekarang udah jarang.

    Comment by John Ruben — 24/04/2019 @ 20:58

  2. makasih artikelnya sangat bermanfaat sekali. ditunggu artikel menarik lainnya ya. Sukses selalu. kunjungi juga website kami http://ternakayampetelur.com/

    Comment by Ternak Ayam Petelur — 15/10/2018 @ 16:05

  3. Mhon sarannya om saya buat inkubator ukuran 30 40 cm dan saya kasi lampu 5w 2 bh tp suhunya gk sampai 37°c stabilnya 36°c aja.

    Cb tambah 1 lampu lg tapi lubang ventilasi buat lbh besar/lebar.

    Comment by masdion — 30/12/2017 @ 23:57

  4. Mas.. Mau nanya nih.. Klo telur pecah pas rongga udaranya bakal bisa jdi g yah??
    Al’y saya nyobain netasin telor pake box streophom,. Ehh.. Pas tinggal brapa hari lagi mati lampu,. Dan g ada pemanas cadangan,. Saya cuma tutup tuh ventilasi box nya.. Dan pas sore nya saya cek liat pke lampu,. Kirain saya embrio nya mati.. Tpi pas di pecahin pas rongga udara nya embrio masih gerak2 mas..

    Jk sdh masuk hari ke 18 biasanya jarang yg mati. Setidaknya kasih pemanas dg lilin atw sejenisnys.

    Comment by kasroni — 28/12/2017 @ 18:09

  5. Pak Tony mohon alamat lengkap d Bogor sy pesan penetas ayam untuk 50 butir full otomatis lengkap dgn lampu darurat Krn d tempat sy d daerah Leuwiliang PLN sering padam kira” brpa biayanya, barang akan sy ambil sendiri . Dr Muhammad soeboer no hp 085781041454 terima kasih atas bantuannya

    Comment by M.soeboer — 29/07/2017 @ 23:13

  6. Mas saya lagi belajar menetaskan telur ayam,pada hari ke 19 sudah ada yg netas,setelah proses piping saya bantu pecahkan kerambang,tapi kok jadinya anak ayamnya kakinya pada pengkor ya,gak bisa jalan normal,?

    @
    mmg kdg ada sj yg cacat sprt itu, tp bukn melulu krn dibantu pchkn cangkangnya. bukankah setiap phn buah ada sj yg busuk? itulah hidup & kehidupan.

    Comment by Widirismawan — 12/11/2016 @ 02:08

  7. Permisi gan mau tanya kalau untuk telor burung merpati bisa ga yah??

    Comment by rudi yanto — 07/06/2016 @ 00:08

  8. Assalamualaikum om kalo beli thermometer itu d toko apa ya,siappun mohon infonya sblmnya trimaksih wasalamualikum

    @
    tk buku, tk ikan hias.

    Comment by nauval — 17/01/2016 @ 19:59

  9. Matur suwun banget pak, atas saran, masukanya, dn bimbinganya saya akan tetap berpikir, bagaimana dan meski gimana,…

    Sudilah kiranya jika bapak punya PIN bbm, sya minta’, untuk tetap dpatkan bimbingan brdasarkan pengalamnya,,.. (tentunya jika ksabaran saya dpat brtahan) mgkin akn lebih btuh bapak lagi, tertarik untuk mencoba karya bapak (thermostat dngan paduan Fan) bkan utk skarang, mgkin kdepanya.

    @
    7DA8E0E0

    Comment by Rokhmat Jaelani — 05/01/2016 @ 21:33

  10. Suwun atas pengalamanya pak,
    Posisi thermo ada dibelakang pak, sekarang sudah tak rubah, kurangi bohlamnya jadi 1 saja (tanpa Fans) dan suhu maks 39 (siang) 37 (malam) untuk uji coba, sudah tak masukan telur @8 dri induk, yg sudah dierami (umur telur 15 hari,
    Mhon, bagi pengalamanya lagi pak, apakah pernah, mnetaskan telur yg sdah dierami (15 hari). Dapatkah, telur2 itu menetas..?
    Sdgkan sya tdk tau pasti suhu indukan saat mengerami,..

    Mhon bimbingan pak, (pemula)

    @
    knp fan dimatikan? tujuannya kan agr panas dpt menyebar.
    cb diteropong telur2nya. biasanya sdh hitam tak tembus sinar. tp prhtkn sj apkh hitam tsb ada gerakan? tinggal tunggu 3-4 hr pst menetas.
    pokoknya tdk usah khawatir, hidup mati sdh ada yg menentukan, tinggal ihktiar sj.

    Comment by Rokhmat Jaelani — 05/01/2016 @ 13:43

  11. Assalamu ‘Alaikum pak, mhon bantuan, sya bru selesai bkin incub dg ukuran P:40 L:30 T:38, (kpasitas 30 telur) dngan 2 Bohlam 5 Watt, setelah diuji (belum dimasukan telur), suhunya, dalam 2 jam mncapai 43 C dan stabil diposisi itu, Ventilasi terbuka penuh (ukrn : 5×10)

    Yang saya tanyakan, apakah, 43 C itu dikarenakan blm ter’isi telur..?
    Atau memang, perlu ditambah/dikurangi apanya agar bisa stabil ke suhu 37/38…? Mhon saranya pak.
    Dan minta bagi, pngalamanya jika suhu stabil di 43 C itu, mgkinkah bisa mnetaskan telur,..?

    “Memang semua hrus dicoba”, dan atas kehendakNya tpi ada proses (hal) yang perlu diperhatikan dibalik itu, Melangkah, dngan hati2 serta bertanya pada Ahli/Guru”

    Suwun pak, sekali lagi mhon saranya.

    Wassalamu ‘Alaikum…

    @waalaikum salam
    disemua posisi inkub (dpn-blkg-kr-knn)?
    ada tidaknya telur suhu usahakan stabil pd 37.8°C. justru semakin bnyk telur mk suhu jd lbh tinggi. bukankah makhluk hidup punya hawa panas?
    blm prnh cb tetaskn dg suhu diatas 40°. anda mau ujicoba?

    Comment by Rokhmat Jaelani — 04/01/2016 @ 11:50

  12. lampunya yang be rapa watt

    Comment by hasbi adil mustakim — 10/10/2015 @ 19:19

  13. Mksh infonya moga bermanfaat berkah bagi semua amin

    @
    Amin….

    Comment by Winarno — 16/07/2015 @ 11:49

  14. akan sy coba. trmksh

    Comment by dwi jojo — 08/07/2015 @ 21:59

  15. Lagi nyoba..baru dpt telur cemani….

    Comment by Sur — 02/06/2015 @ 08:16

  16. Sore om. Makasih infonya.. Ini lokasinya dmn ya? Bisa pesen inkubatornya ngga? Ada kontak yg bisa dihubungi? Biar gampang silatirahmi.. Pengen beli aja ga sempet kalo bikin.. Hehe makasih infonya.. 081298230863

    @
    lihat page About u lokasi dsb.
    pk tukanglah, jauh lbh murah drpd beli. kl alat kontrol silakan sms.

    Comment by Wolter — 30/05/2015 @ 14:14

  17. Aassalamualaikum,,,
    Selamat pagi,,, terimakasih mas,,
    Sangat bmamfaat ilmu ny

    @
    pagi. syukurlah

    Comment by Andini — 09/05/2015 @ 09:17

  18. Pak mesin yg saya beli 3tahun yg lalu skrg sudah gak bisa dipake, berapa harganya skrg pak? Gmana skrg apa sudah ada pemutar telurnya?… makasih saya tunggu jawabannya

    @
    masih 180rb. pemutar blm, motornya blm ketemu.

    Comment by eko — 06/02/2015 @ 23:50

  19. Permisi Pak , kira-kira misalnya bisa nggak kalau telurnya dikasi warna biru alami bisa nggak telurnya menetas trus pas menetasnya kira-kira bisa nggak warna ayamnya berubah

    @
    ?????

    Comment by Stephen Crown Samosir — 03/02/2015 @ 21:21

  20. Luar biasa semoga sukses untuk produksi yg lebih banyak

    Comment by chidmadijanto — 29/01/2015 @ 21:30

  21. Wah makasih gan postingnya telur ayam kate saya yang 40 biji akhirnya menetas, tidak percuma sya ngikutin saran anda

    @
    syukurlah.

    Comment by Izfal — 13/01/2015 @ 07:09

  22. muantab bro

    Comment by Alfred Marasut — 20/11/2014 @ 20:09

  23. kalau suhu standarnya 37°C, .. berapakah suhu maksimumnya….?
    terima kasih 🙂

    @
    37.8 drjt.

    Comment by fiker — 08/11/2014 @ 03:13

  24. gan klo lampunya yang putih apa kunig apa biru

    @
    terserah saja.

    Comment by muhammad nazili — 28/10/2014 @ 15:07

  25. ohya bagi pecinta penetasan telur dengan listrik yang sudah berhasil kalo tidak keberatan mohon di sharing informasinya, syukur2 sekalian no hp dan alamatnya,kali aja deket jadi bisa langsung check check ke tkp (hp : 081808356715)

    Comment by zarot — 22/10/2014 @ 05:59

  26. Mas Bro mantap infonya, kalo bisa dibuatkan SOP nya sekalian (standart operating prosedure), saya pecinta ayam dari bantul dulu pernah coba coba buat penetasan dengan lampu hasilnya lumayan walopun yg menetas hanya 40%, nah baru2 ini saya ingin mencoba lebih serius lagi maka saya membeli mesin penetasan otomatis seharga 800 rb kapasitas 50 telur dengan harapan tingkat keberhasilan meningkat mendekati 100%, ehhhhhhh ternyata tidak sesuai keinginan alias gatot (gagal totaal) 5 butir telur anaknya mati sebelum cangkang pecah seluruhnya dan yang lainnya mati sebelum cangkang pecah sama sekali, padahal dari segi suhu selalu saya monitor dan tidak lebih dari 36 s/d 39 drajat cescius, kelembapan antara 55 s/d 60%, kira kira kesalahannya dimana ya mas bro, FYI masalah telur bibitnya pasti bagus karna hasil dari ayam peliharaan sendiri

    @
    Bukankah tulisan diatas sdh sedemikian banyak msh jg blm paham?
    kmgknn sensor kurang sensitif; bolbalny bgmn?; termometer kurang akurat, cb beli satu lg sbg pembanding.

    Comment by zarot — 22/10/2014 @ 05:55

  27. Kok blm netas jg ya om telor ayam bangkok saya pada hal uda 21 hari

    @
    mang wkt sblmny ktk diteropong dah klhtn tdk ada yg jalan2? suhuny agk stabilkah? di bolbalkah? ada airkah?
    bnyk faktor yg mmpengaruhi.

    Comment by muhammad ismed — 10/10/2014 @ 23:46

  28. mas taufik mau tanya kan saya udah buat inkub dengan ukuran p.40xT.35xL.30 dengan 3buah lampu 5watt,kalu siang suhunya sampai 39derajat lebih tapi kalu malam 37,6derajat itupun ventilasi di buka,gimana solusinya biar suhu tetap di 37derajat mas,terima kasih

    @
    ya mau tak mau hrs pk kontrol suhu otmts.

    Comment by ismail orang sunda — 10/10/2014 @ 20:38

  29. mas saya mau tanya kalau fan yang harga 10rb bisa langsung kelistrik gk,soalnya saya tanya ama yg belinya katanya gk bisa,gimana cara pasangnya mas,makasih

    @
    hrs pk adaptor 12vdc, bs beli d tk listrik.

    Comment by ismail — 04/10/2014 @ 09:19

  30. setelah saya ikuti cara di atas ternyata saya berhasil menetaskan telur sendiri 🙂

    @
    syukurlah.

    Comment by Kang Ucup — 02/10/2014 @ 07:41

  31. Mas, kalo untuk tipe DC, tipe lampu apa yg handal dijadikan pemanas,…
    lampu DC yg paling panas yg saya temui sih lampu pada sepeda motor, tapi kegedean mah kalo dipasang 10 buah… tekor akinya 🙂 , ada alternatif lainnya gak???
    sekalian, saya mau pesen thermostat digitalnya. via sms aja bisa kan…. 🙂
    trims….

    @
    Lampu dashboard kecil, 5w.Tapi kl banyak ttp sj accu tekor kl amper accu kecil.
    Sms lbh baik.

    Comment by Darwin — 12/09/2014 @ 15:31

  32. Wah! Terima kasih banyak bang atas ilmunya, jadi kepingin bereksperimen terus..!!

    Comment by KarelZulfikar — 05/09/2014 @ 19:42

  33. mohon bantuanya gan, saya mau menetasi telur ayam kampung saya, telur ayamkampung saya ada 12 sudah menetas 2 tapi induknya udah mengajak anaknya keluar dari tempat eraman telurnya dan tidak mau mengerami sisa telurnya lagi gan,.. rencananya saya mau menetasinya mengunakan panas matahari, caranya gimana gan,

    @
    Wah kl pk panas matahari sy blm prnh buat tuh. Lg pl matahari kan tdk 24jam, kl malam bgmn?

    Comment by hemon saputra — 04/09/2014 @ 08:45

  34. Ilmunya banyak manfaatnya bang
    Makasih banyak

    Comment by rhizal — 02/09/2014 @ 09:54

  35. manteppp sekali infonya mas bro

    Comment by uqi — 02/08/2014 @ 15:46

  36. mantab mas brooo, salam kenal pecinta ayam kampung bangkok juga ayam kampus

    Comment by dwi — 02/08/2014 @ 15:44

  37. TRIM INFONYA BOS, MOGA BERMANFAAT

    @
    Amin.

    Comment by Kris Valentino — 06/07/2014 @ 05:50

  38. matur suwon mas broo… atas info nya

    Comment by moeslim — 05/07/2014 @ 00:19

  39. di daerah blum ada listrik, mohon solusinya mas

    @
    Mau tak mau pakai lampu minyak. Yg penting ada thermometer, agar bs ukur suhu.

    Comment by fatria — 05/05/2014 @ 10:24

  40. syalom
    mantap, terimakasih buat infonya saudaraku..

    Comment by keplor yehuda — 04/05/2014 @ 21:04

  41. bos knp telor g menetas padahal sdh 21 hari mati di dalam mohon info ny

    Comment by siebungsuakenn — 01/05/2014 @ 18:00

  42. wah luar biasa mas postingannya, semoga ilmunya dilipat gandakan dan tambah manfaat bagi pencari ilmu via internet 🙂

    Comment by pon — 23/04/2014 @ 16:13

  43. saya baru pertama kalinya membuat inkubator (iseng2), tapi alhamdulillah hasilnya memuaskan

    syukurlah.

    Comment by ryan ferdiansyah — 27/03/2014 @ 02:32


RSS feed for comments on this post.

Komentar

Create a free website or blog at WordPress.com.